Sabtu, 23 Oktober 2010

Suristo Dengan Palet Saktinya

Risto (47) sudah saatnya unjuk kemampuan di kancah seni rupa Indonesia dan Dunia। Karya-karyanya kian hari kian bertambah matang। Ia seorang seniman otodidak yang tak berhenti untuk berkarya dan terus belajar.

Risto sudah puluhan tahun menekuni dunia seni lukis. Ia bersama 30 pelukis Kabupaten Tegal mendirikan Sanggar Putik 99, sanggarnya Perupa Slawi sejak 1999. Karya-karyanya banyak dikoleksi kawan-kawan kolektor daerah dan nasional. Kini ia mulai melukis tema-tema seni tradisi diantaranya Episode Sintren , dengan judul Kembang Emas, Solasi Soliandana, dan Bajing Luncat, seperti yang tertera di atas. Tema lain lebih bersifat sosial dan figur-figur bersejarah. Saat ditanya bagaimana cara mendapatkan karya-karyanya, menurutnya para kolektor dipersilahkan menghubungi "SAKTI MANAGEMENT" 085224507144 atau 087828983673. Risto juga menerima penjualan satuan dan dalam jumlah banyak. Koleksinya juga siap dipamerkan secara tunggal dan bersama-sama. (Noors)

सुरिस्तो देंगन पलेट Saktinya





Jumat, 08 Oktober 2010

Pelopor Kembang Suket

Dyah Setyawati, Lair ning Tegal, (Jateng) 17 Desember 1960. puluhan taun nulis puisi, maca puisi ning macem-macem acara, dadi juri maca puisi lan nulis puisi ngganggo basa ibu “Tegal-an”. Kadangakala uga nglukis kembang lan wong wadhon, senajan akeh lukisane dikoleksi wong-wong, sederhana bae dewekw emoh disebut pelukis.

Antologi Puisi tunggal bahasa Indonesia-ne : “Nyanyian Rindu Anak Pantai”,” lan Tembang Jiwangga”. Sejene kuwe karya-karyane uga kaimpun dening kumpulan puisi 32 Penyair Jawa Tengah: “Jentera Terkasa” (TBS). “Inilah saatnya” “Persetubuhan kata-kata”, “Perempuan dengan Belati di betisnya”, lan kumpulan puisi penyair Jawa Tengah sejen-sejene.

Salah sijine pengurus Dewan Kesenian Kab.Tegal (Ketuaa komite Sastra & Teater), Kepala suku komunitas Asah Manah kye uga mulai awal 2010 Sampe saprene bebareng urip karo sastrawan/Penyair/penggurit Nurochman Sudibyo YS njalani pentas kliling mropaganda maca puisi lan geguritan tajuk “Pangikat Serat Kawindra”(antologi kakawin batin 2010). Bareng kaluwarga sing diditresnani jumeneng ing Dukuh Sabrang Rt.02/Rw.04 Gg. Sadewa 22 Pangkah-Kabupaten Tegal. Phone: 085642545777. . Rekening a/n/ Dinda Kharisma M. ;BRI Unit Slawi :3027-01-021819-53-0.

*Nurochman Sudibyo YS. Lair ning Tegal. 24 Januari 1963. Pun akrab gadah nami sebatan Mas Dibyo utawi Mas Noer. Rutinitas sedinten-dintene nglaku Jurnalistik, penelitian uga dados penggiat seni. Aktif mimpin lembaga Medium Sastra dan Budaya Indonesia. Kawentar uga dados penggurit tukang maca Kiseran, (Sastra tutur Dermayonan). Karyanipun mangrupa puisi, cerpen, catetan budaya lan esai ingkang ngangge basa Indonesia. Asring dipun muat teng kathah media awit taun 90-an. Antawisipun teng koran minggu Pikiran Rakyat Edisi Cirebon, Mitra Dialog saniki Kabar Cirebon, Karina, Mitra Desa, Pikiran Rakyat, Bandung Pos, Hikmah, Suara Merdeka, Lampung Pos, Singgalang, Riau Pos, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Solo Pos, Bernas, Surabaya Post, Bali Post, Bisnis Indonesia, Suara Pembaruan , Suara Karya, Ummi, Amanah, Republika, Media Indonesia, Suara Merdeka, Pelita dan Majalah Horison. Puisi-puisine kekumpul teng buku Kembang Pitung Werna (antologi Penyair Juntinyuat-1992), Kiser Pesisiran (antologi penyair Indramayu-1994), Di bawah Payung Langit (antologi pribadi 1993), Malam Gaduh (antologi pribadi 1995), Soliloqui (antologi Pribadi 1997, “Gerhana” antologi Pribadi 2000). Antologi Penyair Indonesia “Dari Negeri Poci” Th 1996, “GERBONG” Penyair Indonesia Modern Th.2000, Antologi Penyair Indonesia HUT Jakarta 1999, Antologi “Lahir dari masa depan” Tasikmalaya 2001. Antologi Penyair Indramayu “Dari Negeri Minyak” Th.2001, “Blarak Sengkle” (kumpulan gurita 2007), Kumpulan Puisi Sastrawan Mitra Praja Utama “Tangga Menuju Langit” 2008, lan sanes-sanese. Karya-katya geguritane pun pernah dipun muat teng majalah Panyebar Semangat lan Jaka Lodhang. Asring tampil pentas undangan dados pembicara budaya lan maos geguritan gaya Indramayuan, kadhos dene teng Cirebon, Majalengka, Tegal, Purwokerto, Yogyakarta, Magelang, Bandung, Cilacap, Jakarta lan sanes-sanese. Mobile :HP. 085 224 507 144 - 087 828 983 673.

E-mail: nurochmansudibyoys@yahoo.co.id . Seniman, Budayawan, lan Pemerhati seni kang gadhah nami Ki Tapa Kelana Utawi Ki Tunggu Wana puniki, kerap angsal undangan dadhos nara sumber, pembicara, lan dalang kidung. Alamat Surat : Jln. Jendral Sudirman No. 69 RT..01 RW I Kelurahan Lemahabang Indramayu Kota 45212., Jawa Barat. Web: www.guritdermayon.co.cc , www.keker.co.cc , www.tropong.com Sameniko pun manggen teng Dukuh Sabrang Rt 02 RW.04, Kel . Pangkah, Kec. Pangkah. Kab. Tegal.

Kembang Suket Untukmu

Kembang Suket Untukmu
Dyah Setyawati

Datang bersama angin pagi
menyusul matahari di tinggi nadi

Dalam rancaknya orgasme negeri
yang terpaksa berbagi dengan nurani.

Oh....kenapa rasa mesti tergadaikan
Jika gelitik kembang suket
mampu melempangkan
meneggakkan telinga jadi siaga
bagi tiap jengkal tanah persada
mengiyakan ucap dan laku senada
sepertilangkah perawan desa disaat panen tiba
kembang suket kembangnya jelata
jarang dilirik mata, di injak ia
tak putus asa

Adalah kekasih dewa, meski tersisih adanya
tebih ing ajrih suwung ing pamrih

kembang suket untukmu
bawa suara rakyat yang musti dirumat.

Logo Pergerakan:

Logo Pergerakan:
Komunitas Kembang Suket memiliki logo yang menjadi kebanggan komunitas bahkan rakyat pada kebanyakan masyrakat di suatu daerah. Logo ini pula yang kemudian menjadi kode, simbol, isyarat, dan lambang kepribadian kita bersama yang meyakini keberadaan Kembang Suket itu sendiri. Kembang suket menjadi image building keberadaan rakyat. Ia pun kelak akan tapil di berbagai kolom koran-koran, majalah, dan buletin yang terbit berkala. Pendek kata Kembang Suket menjadi isyu semangat rakyat dalam menemukan perubahan-perubahan menuju tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.

Spanduk, Kaos, baju, motif batik, motif hias, motif segala macam keindahan insya Allah akan dilahirkan dari Komunitas ini. Begitu juga musik, tembang, suluk, wangsalan, geguritan, puisi, naskah dama, film, tarian dan kesenian serta tradisi budaya leluhur lainnya yang mengutamakan kesetaraan hak dan kewajiban antara kaum lelaki dan perempuan. Bahkan kehidupan yang akan menjadi bahan kajian dan gerakan mencapai kemulyaan ini akan membahas berbagai bentuk budaya masyarakat yang pada akhirnya memilih pola budaya dalam kehidupan bertani, berdagang, bekerja, dan berusaha yang mengutamakan keseimbangan. Karena melalui keseimbangan itu pula kita bisa akrab dengan alam, pun memperoleh kehidupan yang mulia tanpa harus lebih banyak melakukan kerusakan yang berdampak pada kerusakan dimasa yang akan datang. Melalui gerakan budaya Kembang Suket ini pula diharapkan akan secara tidak langsung terbentuk dan membentuk kebersamaan dalam persepsi menuju perubahan paradigma dalam pola kehidupan di masyarakat.

bentuk kegiatan:
Dari diskusi lesehan, obrolan santai, dan beberapa kali pertemuan dengan para penggagas dan pendiri Komunitas ini, diputuskan akan diselenggarakan pertemuan Komunitas kembang suket yang dilaksanakan setiap tanggal telulasan (13) setiap bulan sekali. Pada pertemuan ini akan disajikan kesenian tradisional yang melahirkan kembang suket pilihan. Dalam pertemuan bulanan ini pula akan dilakukan semacam diskusi, saresehan yang membahas kesenian yang tampil. Adapun suasana dan artistik pelaksanaan kegiatan Telulasan Kembang Suket, akan ditata apik sebagaimana pesta atau kenduri budaya masyarkat tradisi leluhur kita yang mengutamakan kesederhanaan tetapi menunjukkan kesadaran persaudaraan dan upaya penyatuan hak dan nasib sepenanggungan. Tidaklah heran jika pada saatnya setiap pertemuan tersebut ditutup dengan makan bersama dengan gaya makan pola rakyat jaman dahulu, dimana leluhur kita melakukannya di masa yang lalu.

Makan nasi yang disajikan di sepanjang daun pisang yang dijajar bersambung-sambung hingga memanjang, yang dipinggirnya dibubuhi gorengan tempe, tahu, urab, sambal lalab dan ikan asin, akan menjadi menu dan tradisi Komunitas Kembang Suket. Dalam sajian makan bareng di kembang suket ini tidak terdapat kelas dan status sosial yang dibeda-beda. Semua yang hadir dalam pertemuan Komunitas Kembang Suket duduk berhadap-hadapan dan menyantap kenikmatan yang disajikan dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT.

Penyajian kesenian yang dilaksanakan setiap bulannya selalu berganti-ganti, Semisal Bulan Oktober ini mementaskan dan mendiskusikan Seni Tari Topeng Asal Slarang Slawi, maka bulan depan bisa dipentaskan Seni Wayang Tutus, Tari Kuntulan, Dalang Tutur, Calung, Brai higga ke tembang Tegalan. Adapun undangan sangat terbuka untuk berbagai kalangan. Pembicara dan nara sumbernya pun bergantian. Setiap bulan akan ditampilkan pembicara lokal dan pembicara dari luar kota. Sehingga tanpa disadari komunitas kembang suket memperoleh ilmu setiap bulannya sembari mengentalkan tali persaudaraan diantara sesama Kembang Suket.

Untuk pertama kali dan beberapa kali kegiatan selanjutnya akan dilangsungkan di Rumah Pondokan Kembang Suket di dukuh Salam. Adapun selanjutnya kegiatan bulanan ini bisa dilaksanakan ditempat-tempat lain sesuai dengan kebutuhan, namun tetap dengan gaya dan penyajian Komunitas Kembang Suket.

Kegiatan Komunitas Kembang Suket akan dimulai pada setiap tanggal 13 (telulasan). Selain akan dikemas dengan nafas tradisi, kegiatan bulanan yang mengutamakan keakraban dan tumbuhnya kesadaran kolektif ini, akan terus berlanjut menjadi sebuah komunitas yang lebih mengutamakan tumbuh berkembangnya Seni dan Budaya di masyarakat, sehingga kesenian-kesenian adiluhung yang terpendam, serta kegiatan budaya daerah yang tidak mampu lagi dikembangkan dapat terbantu untuk dikomunikasikan, dipublikasikan dan disosialisasikan ke banyak pihak, sebagai potensi adiluhung yang mesti dijaga, dilestarikan dan diberdayakan sehingga mencapai puncak pencerahan bahkan kemulyaan .

Kegiatan bulanan telulasan Kembang Suket, adalah kegiatan yang akan terus dilaksanakan oleh Aktifis Budaya dari Sanggar Asah Manah & Lembaga Medium Sastra & Budaya Indonesia. Dari kegiatan ini pula kelak akan lahir buku-buku kajian kebudayaan, Manajemen pentas, pelatihan-pelatihan independen dan pengembangan prestasi Komunitas Kembang Suket hingga terbangun pemanfaatan dan kebersamaan dalam hidup dan kehidupan. Bahkan dimasa datang dari hasil-hasil pertemuan, diskusi dan pelatihan Kembang Suket akan dibangkitkan kembali tradisi budaya masyarakat masa lalu sebagaimana para leluhur kita kerapkali bersyukur dalam hidup dengan bentuk upacara kecil, sesaji, dan pesta kesenian. Tentu saja dengan pola tasyakuran yang sederhana yang lebih mengutamakan ajaran bagaimana kita berpola hidup seimbang dengan alam.
Penutup.

Upaya untuk mengawali sebuah gerakan memang sangat berat. Bukan saja dikarenakan masalah dana, tetapi juga berbagai permasalahan yang akan timbul didalamnya. Untuk itu Dukungan dan suport dari berbagai pihak untuk gerakan kemulyaan atas kesadaran pentingnya potensi rakyat dikembangkan dan diberdayakan sebagaimana mestinya menjadi tugas berdama. Kami Asah Mana Production Bersama Medium sasatra & Budaya Indonesia , mengharap dengan gerakan budaya Kembang Suket ini secara selangkah demi selangkah, setahap demi setahap dan secara berkesinambungan akan terwujud keehidupan bermasyarakat yang harmonis, seimbang dan melahirkan konsep kehidupan dimasyarakat yang setara seimbang, menuju puncak kemulyaan hidup yang dicita-citakan.

Tujuan

Tujuan:
Komunitas kembang suket lahir secara alamiah. Digagas oleh seseorang yang memiliki kesadaran sebagai bagian dari kembang suket itu sendiri. Komunitas ini dibangun untuk menginfentarisir kembang suket-kembang suket yang beterbaran di sekitar masyarakat. Digerakkan oleh teman-teman yang juga memiliki kesadaran sebagai kembang suket. Selanjutnya komunitas ini dimaksudkan menjadi sebuah rumah bersama, dimana didalamnya mengkaji tumbuh dan berkembangnya kesadaran-kesadaran untuk mewujudkan impian dan lahirnya pemberdayaan-pemberdayaan untuk potensi yang dimiliki para kembang suket tersebut.

Komunitas kembang suket diberdayakan di Slawi Kabupaten Tegal. Selanjutnya komunitas ini diharapkan dapat dengan segera mengembangkan sayapnya ke seluruh wilayah desa-desa dan kota-kota lain, sehingga akan terbaca betapa kayanya suatu daerah, suatu negeri bahkan sebegitu besarnya manfaat yang dirasakan banyak orang atas eksistensi yang dilakukan oleh Komunitas Kembang Suket tadi. Bahkan dengan munculnya gerakan Kembang Suket ini dimana pun diharapkan akan terjadi tatanan kehidupan dan terciptanya puncak-puncak kemulyaan rakyat.

Komunitas kembang suket dibentuk dan kelak dikembangkan dari dukuh salam. Entah kenapa Tuhan pada akhirnya memilih Komunitas ini lahir dimana di daerah Dukuh Salam pun pernah lahir dan besar, Seniman yang kini menanjak kharismanya ke khasanah lebih luas, tumbuh dari dusun kecil hingga kini masuk ke wilayah tataran internasional. Dia lah Slamet Gundono, Ki Dalang Wayang Suket. Makna Suket memang menakjubkan. Ia berasal dari bawah, kadang diinjak, disepelekan, tak direken, tapi karena ia ada kita semua berada. Komunitas Kembang Suket pun kelak akan menjadi sebuah gerakan kesadaran akan pentingnya kemandirian dalam berusaha mencapai cita-cita. Apapun profesi dan kebisaan kita, Jika itu kembang meski lahir dari suket akan tumbuh keindahan dan kemaslahatan yang abadi tentunya.

Makna Kembang Suket

Makna Kembang Suket sendiri diambil dari kisah keindahan kembang suket (bunga rumput) yang banyak bertumbuhan disekitar masyarakat. Kita ingat kembang suket banyak sekali tumbuh disekitar pekarangan, tanggul-tanggul, dan pinggiran jalan yang dekat sekali dengan rumah penduduk. Tamanan ini sebenarnya merupakan tanaman liar, namun tumbuh dengan subur serta tidak memerlukan pemeliharaan apapun. Bentuk kembangnya kecil-kecil dan banyak rumpunnya. Sangat indah dipandang di saat pagi dan sore hari. Kini kembang suket jarang terlihat dikarenakan lebarnya jalan-jalan, banyaknya perumahan, dan lahan rumput liar pun sudah banyak yang termakan pembangunan trotoar, juga senderan pegganti tanggul, pinggiran sungai atau solokan.

Filosofi Kembang Suket

Adapun filosofi dari Kembang Suket : Suket adalah simbol rakyat jelata. Ia sosok yang kerapkali diremehkan kehadirannya. seringkali rakyat dimarjinalkan karena kebodohannya, kesederhanaannya, bahkan karena keluguannya. Namun patut diingat pikiran-pikiran besar juga banyak tumbuh dari rakyat yang disimbolkan dengan kembang suket, bahkan banyak kekayaan-kekayaan negara serta konsep-konsep bernegara lahir dari kembang pemikiran rakyat (kembang suket). Tanpa kembang suket tak akan ada negara. Dhasyat kan manakala kembang suket menjadi terasa bermakna mendalam, dan menyimpan keindahan yang sangat luas tentunya.

Sekilas Kembang Suket

Kembang Suket adalah Komunitas empati yang dibangun dari sukses seseorang atas ketrampilan yang digelutinya. Bahkan banyak diantaranya orang tersebut tidak merasa sukses atas apa yang dilakukannya. Padahal secara mandiri ia bangun dunianya tanpa bergantung pada orang lain, apalagi mengharap dukungan pejabat, aparat, birokrat, atau pemerintah sekalipun. Namun kelak pada gilirannya Komunitas kembang Suket adalah kita yang dengan tulus melakoni kehidupan dengan penuh kesederhanaan, dan oleh karenanya ketika datang prestasi atas kerja keras dengan penuh kemandirian itu, semua pihak merasa ikut bergetar, karena ada kembang suket yang tumbuh dan memberi keindahan alam tanpa disangka-sangka, bahkan bermakna besar bagi kehidupan dan kedudukan mereka dalam bernegara tentunya.