Logo Pergerakan:
Komunitas Kembang Suket memiliki logo yang menjadi kebanggan komunitas bahkan rakyat pada kebanyakan masyrakat di suatu daerah. Logo ini pula yang kemudian menjadi kode, simbol, isyarat, dan lambang kepribadian kita bersama yang meyakini keberadaan Kembang Suket itu sendiri. Kembang suket menjadi image building keberadaan rakyat. Ia pun kelak akan tapil di berbagai kolom koran-koran, majalah, dan buletin yang terbit berkala. Pendek kata Kembang Suket menjadi isyu semangat rakyat dalam menemukan perubahan-perubahan menuju tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.
Spanduk, Kaos, baju, motif batik, motif hias, motif segala macam keindahan insya Allah akan dilahirkan dari Komunitas ini. Begitu juga musik, tembang, suluk, wangsalan, geguritan, puisi, naskah dama, film, tarian dan kesenian serta tradisi budaya leluhur lainnya yang mengutamakan kesetaraan hak dan kewajiban antara kaum lelaki dan perempuan. Bahkan kehidupan yang akan menjadi bahan kajian dan gerakan mencapai kemulyaan ini akan membahas berbagai bentuk budaya masyarakat yang pada akhirnya memilih pola budaya dalam kehidupan bertani, berdagang, bekerja, dan berusaha yang mengutamakan keseimbangan. Karena melalui keseimbangan itu pula kita bisa akrab dengan alam, pun memperoleh kehidupan yang mulia tanpa harus lebih banyak melakukan kerusakan yang berdampak pada kerusakan dimasa yang akan datang. Melalui gerakan budaya Kembang Suket ini pula diharapkan akan secara tidak langsung terbentuk dan membentuk kebersamaan dalam persepsi menuju perubahan paradigma dalam pola kehidupan di masyarakat.
bentuk kegiatan:
Dari diskusi lesehan, obrolan santai, dan beberapa kali pertemuan dengan para penggagas dan pendiri Komunitas ini, diputuskan akan diselenggarakan pertemuan Komunitas kembang suket yang dilaksanakan setiap tanggal telulasan (13) setiap bulan sekali. Pada pertemuan ini akan disajikan kesenian tradisional yang melahirkan kembang suket pilihan. Dalam pertemuan bulanan ini pula akan dilakukan semacam diskusi, saresehan yang membahas kesenian yang tampil. Adapun suasana dan artistik pelaksanaan kegiatan Telulasan Kembang Suket, akan ditata apik sebagaimana pesta atau kenduri budaya masyarkat tradisi leluhur kita yang mengutamakan kesederhanaan tetapi menunjukkan kesadaran persaudaraan dan upaya penyatuan hak dan nasib sepenanggungan. Tidaklah heran jika pada saatnya setiap pertemuan tersebut ditutup dengan makan bersama dengan gaya makan pola rakyat jaman dahulu, dimana leluhur kita melakukannya di masa yang lalu.
Makan nasi yang disajikan di sepanjang daun pisang yang dijajar bersambung-sambung hingga memanjang, yang dipinggirnya dibubuhi gorengan tempe, tahu, urab, sambal lalab dan ikan asin, akan menjadi menu dan tradisi Komunitas Kembang Suket. Dalam sajian makan bareng di kembang suket ini tidak terdapat kelas dan status sosial yang dibeda-beda. Semua yang hadir dalam pertemuan Komunitas Kembang Suket duduk berhadap-hadapan dan menyantap kenikmatan yang disajikan dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT.
Penyajian kesenian yang dilaksanakan setiap bulannya selalu berganti-ganti, Semisal Bulan Oktober ini mementaskan dan mendiskusikan Seni Tari Topeng Asal Slarang Slawi, maka bulan depan bisa dipentaskan Seni Wayang Tutus, Tari Kuntulan, Dalang Tutur, Calung, Brai higga ke tembang Tegalan. Adapun undangan sangat terbuka untuk berbagai kalangan. Pembicara dan nara sumbernya pun bergantian. Setiap bulan akan ditampilkan pembicara lokal dan pembicara dari luar kota. Sehingga tanpa disadari komunitas kembang suket memperoleh ilmu setiap bulannya sembari mengentalkan tali persaudaraan diantara sesama Kembang Suket.
Untuk pertama kali dan beberapa kali kegiatan selanjutnya akan dilangsungkan di Rumah Pondokan Kembang Suket di dukuh Salam. Adapun selanjutnya kegiatan bulanan ini bisa dilaksanakan ditempat-tempat lain sesuai dengan kebutuhan, namun tetap dengan gaya dan penyajian Komunitas Kembang Suket.
Kegiatan Komunitas Kembang Suket akan dimulai pada setiap tanggal 13 (telulasan). Selain akan dikemas dengan nafas tradisi, kegiatan bulanan yang mengutamakan keakraban dan tumbuhnya kesadaran kolektif ini, akan terus berlanjut menjadi sebuah komunitas yang lebih mengutamakan tumbuh berkembangnya Seni dan Budaya di masyarakat, sehingga kesenian-kesenian adiluhung yang terpendam, serta kegiatan budaya daerah yang tidak mampu lagi dikembangkan dapat terbantu untuk dikomunikasikan, dipublikasikan dan disosialisasikan ke banyak pihak, sebagai potensi adiluhung yang mesti dijaga, dilestarikan dan diberdayakan sehingga mencapai puncak pencerahan bahkan kemulyaan .
Kegiatan bulanan telulasan Kembang Suket, adalah kegiatan yang akan terus dilaksanakan oleh Aktifis Budaya dari Sanggar Asah Manah & Lembaga Medium Sastra & Budaya Indonesia. Dari kegiatan ini pula kelak akan lahir buku-buku kajian kebudayaan, Manajemen pentas, pelatihan-pelatihan independen dan pengembangan prestasi Komunitas Kembang Suket hingga terbangun pemanfaatan dan kebersamaan dalam hidup dan kehidupan. Bahkan dimasa datang dari hasil-hasil pertemuan, diskusi dan pelatihan Kembang Suket akan dibangkitkan kembali tradisi budaya masyarakat masa lalu sebagaimana para leluhur kita kerapkali bersyukur dalam hidup dengan bentuk upacara kecil, sesaji, dan pesta kesenian. Tentu saja dengan pola tasyakuran yang sederhana yang lebih mengutamakan ajaran bagaimana kita berpola hidup seimbang dengan alam.
Penutup.
Upaya untuk mengawali sebuah gerakan memang sangat berat. Bukan saja dikarenakan masalah dana, tetapi juga berbagai permasalahan yang akan timbul didalamnya. Untuk itu Dukungan dan suport dari berbagai pihak untuk gerakan kemulyaan atas kesadaran pentingnya potensi rakyat dikembangkan dan diberdayakan sebagaimana mestinya menjadi tugas berdama. Kami Asah Mana Production Bersama Medium sasatra & Budaya Indonesia , mengharap dengan gerakan budaya Kembang Suket ini secara selangkah demi selangkah, setahap demi setahap dan secara berkesinambungan akan terwujud keehidupan bermasyarakat yang harmonis, seimbang dan melahirkan konsep kehidupan dimasyarakat yang setara seimbang, menuju puncak kemulyaan hidup yang dicita-citakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar